Pengertian Syukur, Contoh Dan Hakikat Syukur – Semua ibadah yang kita laksanakan merupakan rahmat, taufiq dan hidayah dari Allah kepada kita. Ibadah tersebut bisa berupa sholat, dzikir, syukur, maupun ibadah sosial lain seperti shodaqoh, infak.
Dengan demikian ibadah kita merupakan nikmat dari Allah yang seharusnya kita syukur dan tidak semestinya kita menuntut untuk diberi imbalan, ibarat kita dikasih sesuatu dan berterima kasih lantas kita menuntut imbalan atas ucapan terima kasih kita.
Pengertian Syukur
Syukur merupakan bentuk keridhaan / pengakuan terhadap rahmat Allah dengan penuh kerendahan hati. Berikutnya dalam pengertian yang lain syukur adalah pujian dan pengakuan terhadap nikmat Allah yang dibuktikan dengan kerendahan hati dan kecintaan menerimanya disertai ucapan dan perbuatan yang selaras dengan ucapan tersebut.
Syukur nikmat adalah lawan dari kufur nikmat salah satu akhlak mulia yang timbul karena ridho kepada ketentuan Allah (takdir).
Baik itu berupa nikmat maupun berupa ujian. Dalam al-Qur’an terdapat perintah-perintah kepada kita untuk senantiasa bersyukur akan nikmat Allah.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Dalam sebuah mutiara hikmah yang disampaikan oleh Syaikh Ibnu Athaillah as-sakandary menyebutkan bahwa seseorang yang tidak bisa beryukur sejatinya sedang melepaskan kenikmatan yang Allah berikan.
من لم يشكر النعم فقد تعرض لزوالها ومن شكرها فقد قيد بعقالها
“Barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat menginginkan hilangnya nikmat tersebut dan barang siapa mensyukurinya berarti dia telah mengikat nikmat tersebut dengan talinya”.
Contoh Syukur
Sebagai bentuk syukur atas nikmat dan rahmat Allah, manusia hendaknya selalu mengucapkan syukur dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa cara dalam mengejawantahkan ungkapan rasa syukur kitadiantaranya adalah:
Melaksanakan perintah untuk selalu beribadah kepada Allah
Melaksanakan perintah Allah merupakan hal yang lazim dan wajib bagi setiap orang muslim. Hal ini karena orang diberi nikmat yang paling tinggi di sisi Allah yaitu berupa nikmat iman dan Islam.
Selain itu nikmat yang Allah berikan berupa nikmat yang bersifat dhohir seperti nikmat diberi dua mata, dua tangan, akal fikiran yang sehat dan bisa berfungsi sebagaimana semestinya.
Maka nikmat tersebut harus digunakan untuk melihat kekuasaan dan keesaan Allah sehingga senantiasa beribadah dan bertakwa kepada Allah.
Menjauhi larangan-larangan Allah
Ketika seseorang sudah melaksanakan perintah Allah, maka dengan semestinya larangan Allah akan terjauhi dari diri seorang muslim. Hal ini selaras dengan firman Allah QS. Al-Isra’ ayat 81.
وَ قُلۡ جَآءَ الۡحَقُّ وَ زَهَقَ الۡبَاطِلُ ؕ اِنَّ الۡبَاطِلَ کَانَ زَهُوْقًا (الإسرأ : ٨١)
Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.
Ungkapan syukur berterima kasih kepada sesama manusia atas kebaikannya.
Mengucapkan terima kasih kepada manusia
Dalam suatu hadits menyebutkan orang yang tidak pandai berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak pandai mensyukuri nikmat dari Allah.
وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لمَ ْيَشْكُرِ اللهَ (رواه ابو داوود و الترمذي)
Siapa yang tidak mensyukuri manusia maka dia tidak mensyukuri Allah. (HR. Abu Daud dan At-Turmuzi).
Doa Supaya Agar Selalu Bersyukur
Doa supaya selalu diberi rahmat untuk bersyukur. Sumber: fajerweb.org
Mengucapkan syukur merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada kita. Seperti yang dikisahkan Al-Qur’an dalam QS. An-Naml ayat 19 mengenai doa Nabi Sulaiman ketika melihat pasukan semut yang menyambut pasukannya.
Kemudian Nabi Sulaiman mengucapkan doa sebagai ungkapan syukur atas apa yang Allah berikan berupa kerjaan, ilmu dan hikmah yang diwariskan oleh bapaknya Nabi Daud. Doa tersebut adalah berikut:
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ (النمل : ١٩)
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh”. (QS. An-Naml : 19)
Hakikat Syukur
Syukur bukanlah hanya bacaan hamdalah yang fasih diucapkan, tetapi ia lebih berupa pengakuan sungguh-sungguh bahwa semua rejeki dan anugerah yang menghadirkan perasaan nikmat dalam jiwa kita tidak didapat dengan usaha kita sendiri, melainkan berasal hanya dari Allah subhanahu wata’ala.
Sehingga di dalam hatinya tertanam dengan erat bahwa semua kenikmatan berupa hasil usaha merupakan nikmat yang diiizini oleh Allah bukan semata-mata karena usaha kita.
Dengan demikian ketika seseorang sudah terbiasa bersyukur berarti keimanan selalu bertambah dan semakin berbobot. Berkata Ibnu Hajar Al-Atsqolani dalam kitab Syarah Bukhori, barang siapa yang membaca do’a dibawah ini, maka hatinya tidak akan keras / mati.
Doa Hakikat Syukur
Dalam doa tersebut memuat bahwa ketika seseorang mengucapkan subhanallah, alhamdulillah, Allahu akbar.

Maka seluruh timbangan penuh dengan amal baik dan menjadi perhiasan di arsy dan kalimat-kalimat ini merupakan inti atau pungkasan dari ilmu. Betapa agungnya kalimat syukur yang diucapkan oleh seseorang.
سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَ مُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وزِنَةَ الْعَرْشِ، وَالْحَمْدُ لِلهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَ مُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وزِنَةَ الْعَرْشِ، وَاللهُ اَكْبَرُ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَ مُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وزِنَةَ الْعَرْشِ لَا مَلْجَأَ و لَا مَنْحَأَ مِنَ اللهِ إِلّا إِلَيْهِ، سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَ عَددَ كَلمَاتِ اللهِ التَامَّاتِ كُلِّهَا، وَالْحَمْدُ لِلهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَ عَددَ كَلمَاتِ اللهِ التَامَّاتِ كُلِّهَا، وَاللهُ اَكْبَرُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَ الْوَتْرِ وَ عَددَ كَلمَاتِ اللهِ التَامَّاتِ كُلِّهَا، أَسْأَلُكَ السّلَامةَ بِرَحْمتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِميْنَ، وَ لاحَوْلَ وَ لا قُوّةَ إِلّاَ بِاللهِ الْعَلِّى الْعَظِيْمِ، وَ صلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
“Maha Suci Allah seberat timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan ‘arsy. Segala puji bagi Allah seberat timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan ‘arsy. Maha Besar Allah seberat timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan ‘arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya.
Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna. Segala Puji bagi Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna. Maha Besar Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.
Kami memohon keselamatan dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, teriring keluarga dan sahabat beliau. Dan Segala Puji bagi Allah Tuhan semesta alam.